Senin, 15 September 2014

Farewell

H-30 kemarin, 11/9, saya resmi resign dari pekerjaan saya saat ini.
Sedih, ya tentu saja.
Pekerjaan ini bukan pekerjaan biasa. Saya mulai jatuh cinta dengan pekerjaan ini.

Waktu ngeliput pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya

Ya, wartawati.
Sebelumnya tidak pernah terpikir kalau saya akan diterima menjadi wartawati di suatu surat kabar lokal di Priangan Timur. Saya suka menulis, tapi untuk mewawancara orang masih belum berani.
Beruntung saya selalu di-support orang-orang kantor dan kawan-kawan senior di sana.

Sebelumnya, tidak pernah terpikir untuk menulis hal yang bisa dikonsumsi publik. Masih belum PD. Tapi waktu itu, saya ingat, Pak Nunu, salah satu redaktur, menyuruh saya menulis apapun saat itu juga. Lalu saya menulis tentang feminisme. Kemudian beliau membacanya dan bilang tulisan saya cukup bagus. Dan itu adalah tulisan pertama saya di rubrik opini.

Banyak hal yang saya dapat di sana. Walaupun baru beberapa bulan bekerja, rasanya sudah bertahun-tahun. Saya belajar banyak hal dari para narasumber, kegigihan, kearifan lokal, perjuangan hidup, bertemu orang-orang keren, dsb. Hal yang paling saya ingat sampai hari ini adalah berita pertama saya di rubrik Tasik. Berita singkat, tentang gotong-royong yang dilakukan suatu RW. Pak RW nya sampai bilang terima kasih karena sudah diliput. Saya terharu, ternyata tulisan saya bisa sangat berarti bagi orang lain. Padahal itu hanya berita singkat, sekitar 3 paragraf.

Itulah menyenangkannya media lokal. Mungkin bagi kita hanya hal sepele, tapi bagi orang lain, itu bisa berdampak banyak. Saya sangat beruntung pernah menjadi bagian di dalamnya. Hingga saya sekarang cukup mengenal Tasik dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Dari kearifan dan kebobrokannya.

Lalu kenapa saya keluar kalau saya menyukai pekerjaan ini? Saya punya rencana lain. Menikah. Ya, calon suami bekerja di Jakarta, dan kami sepakat untuk tidak LDR-an.
Sulit memang, sempat galau. Seperti anak-anak yang diberikan mainan yang dia sukai, tapi lalu menit selanjutnya diambil lagi. Rasanya saya masih belum puas. Terlebih, dari pihak kantor sudah memutuskan untuk mengontrak saya selama satu tahun.

Redaktur saya sempat bilang, sayang kalau potensi saya tidak disalurkan. Katanya, saya punya potensi yang bisa dikembangkan ke depannya. Redpel saya juga bilang kalau beliau sudah punya rencana untuk saya ke depannya seperti apa. Tapi saya malah memutuskan untuk berhenti. Rasanya nyesek, belum pernah ada yang bilang seperti itu sebelumnya ke saya. :'(
Belum pernah ada pekerjaan yang saya lakukan outstanding sebelumnya. Biasanya ya standar, mencapai target, tapi ya biasa saja.

Saya bahkan sempat membicarakan ini dengan pacar, lalu dia bilang gini:



How to refuse him??? :')

Lalu dengan tekad bulat dan berat hati, saya memutuskan untuk resign.

Dan di sini, saya ingin mengucapkan terima kasih sangat atas kehormatannya untuk menerima saya menjadi bagian dari keluarga besar Harian Umum Kabar Priangan. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan mencecap pengalaman yang berharga dan tidak akan pernah saya lupakan.
Terima kasih untuk para wartawan senior yang mau mengajari saya dengan sabar, mau dicereweti, dan mau membagi berita.hehe
Terima kasih untuk para redaktur yang super sabar mengoreksi dan mengeritik saya. Pasti sulit untuk kalian. :)
Juga support dari semua tim.
Semoga ke depannya, KP bisa lebih maju dan menggigit ;)


Dan saya janji, saya tidak pernah akan berhenti menulis sampai kapan pun. Walaupun cuma di blog ini.


Salam hangat,


-Res-

1 komentar:

  1. wah... pasti pilihan yang sulit yah. saat kita punya potensi dan dipertahankan tapi tetep harus keluar rasanya bagaimana gituh.... sukses ditempat baru yaaaah ;)

    BalasHapus