Senin, 29 September 2014

Kembalinya Sang Mantan

H-13.
Kata orang, menjelang hari pernikahan itu suka banyak godaan.
Beberapa kali sebelumnya ada orang yang menyukaiku. Aku tahu itu karena dia kerap kali mengajakku ketemuan tanpa ada alasan yang jelas.
Lalu hari ini sang mantan tiba-tiba menghubungiku kembali.
Baru melihat namanya saja sudah dapat menguarkan ingatanku kembali akan rasa itu, tanpa bisa kucegah. Kenangan dan rasa sakit ketika bersamanya dulu.
Sakit, ketika aku harus bersaing dengan sebuah bayangan. Bayangan itu bernama mantannya.

Dia ternyata masih mencintai mantannya yang jelas-jelas sudah menikah, hingga saat ini (aku tadi sempat stalking fb-nya. FYI, aku baru berteman kembali di medsos, setelah dia unfriend).
Tahukah kamu, bersaing dengan bayang-bayang itu menyakitkan? Dia mungkin bisa menjalin hubungan denganku tanpa mencintaiku.
Tapi aku tak bisa. Aku tak kuat terus posesif dan sakit hati dibuatnya.
Lalu, logikaku berkata bahwa aku berhak bahagia. Aku berhak mencintai dan dicintai. Aku berhak hidup dengan tenang. Maka, dua tahun lalu aku memutuskan untuk pergi darinya. Dan memutuskan kontak dengannya.

Namun, hari ini dia tiba-tiba datang lagi. Dengan sikap seolah-olah-tidak-ada-apa-apa-selama-ini.
Lalu bertanya apa aku sudah nikah. Kataku belum. Dia bilang, hanya nanya, seandainya sudah, dia tak akan mengganggu.
Lalu kujawab belum, tapi segera.

Tuhan, semoga saja dia tak pernah mengganggu lagi. Aku tak kuat harus mengingat masa lalu itu.
Semoga saja, ini tulisan terakhirku tentangnya. Di kemudian hari, semoga dia tak datang lagi.
Entah ini ujianmu, entah ini pertanda, entah ini untuk mengingatkanku. Bahwa orang yang saat ini Kau pilihkan untukku adalah orang yang tepat, tidak seperti dia. Entahlah.
Tuhan... aku lelah. Saat ini aku hanya ingin bahagia. Itu saja. Apa permintaanku terlalu berat, Tuhan?

Read More......

Senin, 15 September 2014

Farewell

H-30 kemarin, 11/9, saya resmi resign dari pekerjaan saya saat ini.
Sedih, ya tentu saja.
Pekerjaan ini bukan pekerjaan biasa. Saya mulai jatuh cinta dengan pekerjaan ini.

Waktu ngeliput pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya

Ya, wartawati.
Sebelumnya tidak pernah terpikir kalau saya akan diterima menjadi wartawati di suatu surat kabar lokal di Priangan Timur. Saya suka menulis, tapi untuk mewawancara orang masih belum berani.
Beruntung saya selalu di-support orang-orang kantor dan kawan-kawan senior di sana.

Sebelumnya, tidak pernah terpikir untuk menulis hal yang bisa dikonsumsi publik. Masih belum PD. Tapi waktu itu, saya ingat, Pak Nunu, salah satu redaktur, menyuruh saya menulis apapun saat itu juga. Lalu saya menulis tentang feminisme. Kemudian beliau membacanya dan bilang tulisan saya cukup bagus. Dan itu adalah tulisan pertama saya di rubrik opini.

Banyak hal yang saya dapat di sana. Walaupun baru beberapa bulan bekerja, rasanya sudah bertahun-tahun. Saya belajar banyak hal dari para narasumber, kegigihan, kearifan lokal, perjuangan hidup, bertemu orang-orang keren, dsb. Hal yang paling saya ingat sampai hari ini adalah berita pertama saya di rubrik Tasik. Berita singkat, tentang gotong-royong yang dilakukan suatu RW. Pak RW nya sampai bilang terima kasih karena sudah diliput. Saya terharu, ternyata tulisan saya bisa sangat berarti bagi orang lain. Padahal itu hanya berita singkat, sekitar 3 paragraf.

Itulah menyenangkannya media lokal. Mungkin bagi kita hanya hal sepele, tapi bagi orang lain, itu bisa berdampak banyak. Saya sangat beruntung pernah menjadi bagian di dalamnya. Hingga saya sekarang cukup mengenal Tasik dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Dari kearifan dan kebobrokannya.

Lalu kenapa saya keluar kalau saya menyukai pekerjaan ini? Saya punya rencana lain. Menikah. Ya, calon suami bekerja di Jakarta, dan kami sepakat untuk tidak LDR-an.
Sulit memang, sempat galau. Seperti anak-anak yang diberikan mainan yang dia sukai, tapi lalu menit selanjutnya diambil lagi. Rasanya saya masih belum puas. Terlebih, dari pihak kantor sudah memutuskan untuk mengontrak saya selama satu tahun.

Redaktur saya sempat bilang, sayang kalau potensi saya tidak disalurkan. Katanya, saya punya potensi yang bisa dikembangkan ke depannya. Redpel saya juga bilang kalau beliau sudah punya rencana untuk saya ke depannya seperti apa. Tapi saya malah memutuskan untuk berhenti. Rasanya nyesek, belum pernah ada yang bilang seperti itu sebelumnya ke saya. :'(
Belum pernah ada pekerjaan yang saya lakukan outstanding sebelumnya. Biasanya ya standar, mencapai target, tapi ya biasa saja.

Saya bahkan sempat membicarakan ini dengan pacar, lalu dia bilang gini:



How to refuse him??? :')

Lalu dengan tekad bulat dan berat hati, saya memutuskan untuk resign.

Dan di sini, saya ingin mengucapkan terima kasih sangat atas kehormatannya untuk menerima saya menjadi bagian dari keluarga besar Harian Umum Kabar Priangan. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan mencecap pengalaman yang berharga dan tidak akan pernah saya lupakan.
Terima kasih untuk para wartawan senior yang mau mengajari saya dengan sabar, mau dicereweti, dan mau membagi berita.hehe
Terima kasih untuk para redaktur yang super sabar mengoreksi dan mengeritik saya. Pasti sulit untuk kalian. :)
Juga support dari semua tim.
Semoga ke depannya, KP bisa lebih maju dan menggigit ;)


Dan saya janji, saya tidak pernah akan berhenti menulis sampai kapan pun. Walaupun cuma di blog ini.


Salam hangat,


-Res-

Read More......

Sabtu, 06 September 2014

Insomnia Kali Ini Dipersembahkan Oleh Vaksin

Kebangun jam 3 dini hari. Tangan nyut-nyutan sehabis disuntik vaksin tetanus tadi siang. Jadi jam segini belum bisa tidur lagi. @_@
Rasanya kaya jaman SD dulu, "dikuris". Bedanya kali ini dengan sukarela dan bayar pula. Hiks :'(
Dan kenapa calon suami kagak harus disuntik ya?? Menyebalkan! Masa cuma saya aja yang gak enak tidur kaya gini :(
Mana bulan depan harus disuntik lagi.. T_T

Jadi suntik tetanus ini sebagai bagian dari syarat untuk pengajuan nikah ke KUA. Harus ada surat keterangan dari bidan kata amilnya.
Tdak hanya disuntik sih, diperiksa tekanan darah dan tes kehamilan juga.
FYI, tadi siang saya periksa di Puskesmas bayar uang pendaftaran Rp 5.000 dan bayar ke bidannya Rp 35.000. Sakit pula! *gak rela*
Oh iya, tes kehamilannya pake urine, jadi usahain minum yang banyak biar bisa pipis entarnya.hehe
Dan bawa foto 2x3 sebanyak dua buah untuk administrasinya.
Well, semoga besok bisa beneran fix daftar ke KUA nya. PR nih..

Read More......

Selasa, 02 September 2014

Deadline Undangan

Akhirnya, kemarin undangan naik cetak! Yeaaayyyy...!! ^_^
Satu lagi wedding list bisa dicoret. *nari Shinchan*
Kemarin, setelah lihat dummy-nya ada perbaikan dikit sih, tapi gak fatal. Hal-hal yang pentingnya udah bener.
Sekarang tinggal berdoa aja semoga undangannya rapi, sesuai harapan, dan cepet beres. Waktu mepet eung.. :D

Jadi pengen cerita mengenai si undangan ini. Rencana awalnya itu mau bikin undangan di Pasar Tebet Jakarta karena si calon juga kerja di Jakarta, tapi kemudian berubah pikiran jadi di Tasik saja. Kenapa? Biar gak ribet. Bikin undangan kan harus bener data dan segala macamnya. Kalau jauh-jauh, ntar ribet kalo ada revisian segala macam. Sulit ngontrolnya. Yassudah, walaupun harga undangan di Tasik cukup bikin eungap dompet.heu *elus dada*

Terus awalnya mau survey-survey gitu, karena belum ada referensi tentang undangan di Tasik. Soalnya, undangan ini agak tricky ya. Mahal banget jangan...da sayang entar juga dibuang. Murah banget juga jangan...da takut dianggap gak ngehargain yang diundang. So, musti milih-milih. Terus hasilnya pun kadang ada yang kurang rapi, kaya temenku yang kebetulan nikah Agustus kemarin. Dia sampai bilang gak recommended bikin undangan di percetakan yang dia pakai karena hasilnya gak rapi.

Di tengah kebingungan itu, Papaku nemu undangan. Dia lihat nama percetakannya. Eh ternyata percetakannya itu punya temen Papa. Akhirnya kami memutuskan untuk bikin di sana aja. Lumayan bisa dapat potongan harga kayanya.hihi
Abisnya, harga undangan softcover aja udah Rp 4000an ke atas. Hadeeeuuuhhh... -_____-"

Setelah survey ke sana, milih-milih beberapa model undangan yang lumayan bagus.

No.1
No.2
No.3
Calon sih suka yang nomor 2 dan 3. Tapi lebih suka yang nomor 3. Dia mah da yang manapun jadi, asal ada aja undangan. Hih dasar laki! -___-"
Tapi dasarnya gue ini kagak mau yang standar, ga puas, ya googling lah, nyari-nyari referensi. Beberapa contoh yang gue suka seperti:

Contoh No.1
Contoh No.2
Tapi pas ditanyain ke percetakannya, yang nomor satu itu sepertinya blanko. Dan di sana tidak ada blanko yang seperti itu. Lalu yang nomor dua ini agak sulit pengerjaannya dan...lebih mahal tentunya, over budget. :( Singkatnya, aku masih belum puas dan gak legowo aja sama model yang kemarin-kemarin. Lalu nyobain lah survey ke percetakan lain, nemu lah model kaya gini.


Cantiiikk ^_^
Tapi sayang mahal, harganya sekitar Rp 7000an gitu kalo gak salah. Wew -_____-
Namun si gue tiba-tiba kepikiran suatu ide buat ngemodif desain yang ada di percetakan sebelumnya, dengan yang model ini. Hihihi Bagaimanakah penampakannya? Nanti diposting lagi kalo kartu undangannya udah jadi ya ;)

Read More......